ArmadaBerita.Com, Medan
Terkait perusakan penembakan oleh oknum anggota Polri yang kejadiannya sempat viral di media sosial, akhirnya pihak management De’tonga Hotel Rooftop and Bar memberikan klarifikasi atas peristiwa tersebut yang dinilai oleh pihak De Tonga dan kuasa hukumnya tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Bertempat di Rooftop and Bar lantai 3 De Tonga. Rabu ( 3/3/2021) Jam 14:00 WIB.
Melalui Hari Sembiring S.H.,M.H selaku direktur sekaligus legal De Tonga didampingi oleh kAsmiyani S.H.,M.H dan Ahmad Iqbal S.H.,MH dalam klasifikasi menjelaskan bahwa pada hari Kamis 25 Febuari 2021, sekira Jam 22:00 WIB telah menutup kegiatannya dan tidak ada lagi pelayanan serta musik juga sudah di non aktifkan.
“Jam 22:00 WIB, itu kita udah tutup dan sudah tidak ada pelayanan serta musik juga sudah di non aktifkan namun pada saat itu masih ada tamu yang belum menghabiskan minuman dan makanannya, termasuk Firnando Ginting dan Medi Tarigan. Lalu pada Jam 22:30 WIB, datang petugas gugus tugas Covid 19 ke De Tonga Rooftop untuk menjalankan tugasnya. Karena masih adanya pengunjung kemudian tim gugus tugas memerintahkan agar tamu untuk segera meninggalkan lokasi, “ucap Hari Sembiring.
Lanjutnya lagi, saat itu Medi Tarigan terlebih dahulu turun dan menuju mobilnya yang terparkir di pinggir Jalan Sei Belutu, tepat diluar gedung De Tonga, di seberang ATM Center. Sementara rekanya Briptu Firnando Ginting berada di kasir untuk membayar tagihan makan dan minumnya.
“Tak berapa lama terdengar suara tembakan yang terdengar dari arah Jalan Sei Belutu dan menurut salah seorang karyawan De Tonga yang saat itu berada dekat dengan mobil milik Medi Tarigan, menyebutkan bahwa Medi Tarigan menembakan senjata api miliknya ke udara sebanyak dua kali sambil berkata kotor dan setelahnya pergi meninggalkan lokasi dengan mobilnya ke arah Jalan Setia Budi. Yang kami tegaskan disini adalah peristiwa penembakan itu terjadi di luar gedung De Tonga, bukan di areal gedung De Tonga. Menurut kami penembakan itu terjadi karena, Medi Tarigan merasa panik karena di sekitar mobilnya ramai orang dan banyaknya petugas gugus tugas Covid 19 yang memerintah agar pengunjung untuk membubarkan diri,”ucap Hari Sembiring.
Sementara itu, Ahmad Iqbal S.H.,M.H juga menegaskan bahwa kejadian penembakan tersebut murni terjadi di luar gedung De Tonga Hotel and Rooftop & bar.
“Penembakan itu perlu digaris bawahi terjadi di luar gedung De Tonga dan seperti pemberitaan yang beredar itu karena pelaku penembakan tidak mau membayar tagihan makan dan minumnya, itu tidak benar. Saat itu Firnando Ginting sedang melakukan pembayaran di kasir namun karena uangnya kurang, lalu ia ( Firnando ) bersama kasir turun ke ATM Center untuk menarik uang. Jadi tidak ada masalah tagihan yang tak mau dibayar lalu penembakan itu terjadi dan tagihan itu diselesaikan dibawah dan kejadian penembakan itu sama sekali tidak diketahui oleh Firnando Ginting, “pungkas Ahmad Iqbal. ( Suriyanto )
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.