Deli Serdang, ArmadaBerita.Com
Kematian Harianto Chandra Sitohoang yang dirasa janggal oleh keluarga korban sepertinya mulai ada titik terang.
Sat Reskrim Polresta Deli Serdang mengungkapkan, bahwa warga Gang Martabe III, Desa Pagar Merbau, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang itu mati lemas akibat terhalangnya udara masuk kesaluran pernapasan oleh air.
Hal itu dijelaskan Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Kompol Muhammad Firdaus SIK MH didampingi Kanit Tipidum Iptu Natanail Sitepu SH dalam paparannya, Sabtu (4/9/2021) sore.
Bukan tanpa alasan, polisi yang memastikan korban tewas bukan dibunuh berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 15 orang saksi serta didukung hasil pemeriksaan visum nomor : 135/IKF/VER/VI/2021 tanggal 7 Juni 2021.
“Penyebabnya kematian korban mati lemas akibat terhalangnya udara masuk kesaluran pernapasan oleh air, jadi bukan dibunuh,” jelas Kompol Mhd. Firdaus dalam konfresni persnya dengan wartawan di Mapolresta Deli Serdang.
Dijelaskannya, hasil pemeriksaan luar dijumpai luka lecet pada dahi sebelah kanan (luka lama), dijumpai dibibir, ujung-ujung jari tangan dan ujung-ujung jari kaki warna kebiruan, dijumpai luka memar pada leher dan dada. Kemudian ditemui buih halus yang sukar pecah keluar dari kedua lubang hidung, serta adanya bintik pendarahan pada kedua kedua kelopak mata bagian dalam.
Sedangkan hasil pemeriksaan dalam ditemui resapan darah pada kulit leher bagian dalam, pada pembuluh darah leher, pada dada sebelah kanan. Ditemui pula bintik pendarahan pada permukaan dinding paru, pasir dan lumpur pada saluran napas atas, serta saluran makan bagian atas dan kantong lambung. Pada pemotongan paru terdapat darah berwarna kehitaman bercampur darah berwarna kehitaman bercampur buih halus yang sukar pecah.
Firdaus menjelaskan bahwa, dari fakta-fakta yang ditemukan sesuai keterangan saksi-saksi, pada Sabtu (5/6/2021) lalu sekira pukul 13.00 WIB, korban mengantarkan isterinya bernama Meliana Sinaga dengan mengendarai Honda Revo BK 4381 MS ke Gedung Sekolah Minggu HKBP Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Lubuk Pakam I/II, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang untuk menghadiri pesta adat pernikahan. Lalu korban permisi kepada isterinya untuk pergi ke Dusun III, Desa Ramunia I, Kecamatan Pantai Labu Kabupaten, Deli Serdang untuk mengecek sawah.
Sekira pukul 16.30 WIB, papar Firdaus, warga yang bernama Jonter Simbolon dan isterinya bernama Rohaya Malau bertemu dengan korban di sawah yang berada di Dusun XI, Cinta Damai Desa, Sidoarjo II, Ramunia Kecamatan Beringin, sedang menyisip padi yang mana sawah saksi Jonter Simbolon berendeng atau bersebelahan.
“Sekitar pukul 17.00 wib, Jonter Simbolon (saksi) dan istrinya hendak mendahului pulang karena sudah selesai menyisip padi. Dari jarak sekitar 100 meter, saksi mengajak korban pulang dan dijawab korban agar saksi duluan pulang,” paparnya.
Namun sekitar pukul 18.30 WIB, Maston Situmorang (saksi), dkk sedang melihat irigasi (leningan) di areal persawahan yang terletak di Dusun III, Desa Ramunia I, Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. “Mereka mendengar suara teriakan ‘tolong’ secara berulang-ulang sekitar 5 kali. Lalu Maston Situmorang pergi ke sebuah warung untuk memanggil warga yang ada diwarung tersebut untuk mencari sumber teriakan minta tolong itu,” jelasnya.
Warga pun berdatangan mencari sumber suara tersebut dan menemukan seorang laki-laki yang tidak dikenali dalam keadaan sempoyongan dengan badan penuh lumpur. Beberapa warga yang menjadi saksi itu berdiri di atas benteng sawah dan melihat dari jarak sekitar 10 meter.
“Saksi melihat korban berenang-renang di sawah sehingga wajah korban tidak nampak karena tertutup lumpur sehingga para warga (saksi) menyangka yang bersangkutan orang gila atau sedang mabuk dan mereka meninggalkan korban,” ujarnya.
Pada Minggu (6/6/2021) sekira pukul 07.00 wib, sambung Firdaus, korban pertama kali ditemukan Samuel Siboro, di areal sawah tempat Maston Situmorang, dkk menemukan korban sebelum meninggal dunia.
“Korban ditemukan meninggal dunia dengan posisi telungkup di sawah. Sampai saat ini kita belum ada menemukan tanda-tanda atau bukti jika korban meninggal dunia karena dibunuh,” tegas Firdaus.
Meskipun begitu, lanjut Firdaus, pihaknya akan terus mendalami penyelidikan jika ada informasi kalau korban meninggal dunia karen dibunuh. “Barang bukti sepedamotor korban ditemukan terparkir di atas benteng saluran irigasi sawah. Sedangkan dompet berisi KTP atas nama korban dan STNK berada dalam jok sepedamotor korban,” pungkasnya. (CK)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.