Medan, ArmadaBerita.Com
Kepala OJK Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Yusup Ansori menyampaikan bahwa, perbankan syariah saat ini terus tumbuh dengan baik dan masih memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Hal itu dikarenakan tingginya tingkat religiusitas masyarakat menjadi faktor penggerak perkembangan industri keuangan syariah.
“Hal ini juga didukung dengan produk bank syariah yang sudah variatif, berdasarkan akad tertentu,” kata Kepala OJK Sumbagut saat menggelar Media Gethring secara virtual dengan tema Mengenal lebih dekat perbankan syariah, Jum’at (13/8/2021).
Acara tersebut menghadirkan narasumber praktisi perbankan dan akademisi ahli ekonomi syariah, yaitu Dr. Andri Soemitra, MA selaku Ketua Program Doktor Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINSU, Kemas Erwan Husainy selaku Badan Penasehat Asosiasi Bank Syariah Indonesia dan Regional CEO Region 2 Medan Bank Syariah Indonesia, dan Farid Falatehan selaku Deputi Direktur Pengembangan Perbankan Syariah OJK. Hadir pula lebih dari 30 perwakilan media pers di Kota Medan.
Yusup memaparkan bahwa, perbankan syariah di Sumatera Utara secara konsisten memperlihatkan perkembangan yang baik. Aset, DPK, dan pembiayaan syariah dapat bertumbuh cukup tinggi bahkan double digit per Juni 2021 masing-masing sebesar 17,54%, 17,92%, dan 16,02% secara yoy.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Farid Falatehan selaku Deputi Direktur Pengembangan Perbankan Syariah OJK yang menambahkan bahwa untuk merealisasikan potensi tersebut, perbankan syariah perlu memiliki permodalan yang kuat.
“Modal yang kuat akan memungkinkan Bank Syariah melakukan inovasi produk dan layanan secara lebih leluasa. Selain itu juga akan memudahkan akselerasi digitalisasi perbankan syariah yang dapat menonjolkan keunggulan dan keunikan syariah sehingga mampu memberikan value added bagi masyarakat,” kata Farid.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Andri Soemitra, MA selaku Ketua Program Doktor Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINSU juga menyampaikan berbagai indikator dan keunggulan dari keuangan syariah. Indonesia tentunya juga seharusnya tidak ketinggalan dalam merealisasikan pasar industri halal.
Dirinya mengatakan bahwa tidak benar jika membatasi diri pada industri halal akan membatasi rezeki. Pasar industri halal merupakan peluang bisnis yang saat ini sangat terbuka secara global.
“Para pelaku ekonomi dan bisnis dunia saat ini banyak yang ikut berpartisipasi dalam bisnis di sektor industri halal yang meliputi produk dan jasa halal di sektor makanan, obat-obatan, kosmetik, fashion, wisata ramah muslim, media, dan rekreasi,” kata Andri.
Kemas Erwan Husainy selaku Badan Penasehat Asosiasi Bank Syariah Indonesia dan Regional CEO Region 2 Medan Bank Syariah Indonesia menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan industri dan pembiayaan sektor industri halal, perbankan syariah perlu mengeksplorasi pendekatan berbasis ekosistem untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri, khususnya kepada UMKM.
“Bank dapat berperan sebagai inkubator dengan memberikan fasilitas pembiayaan dan pelatihan kepada nasabah, BUMN dan nasabah besar eksisting dapat menjadi offtaker, dan instansi lainnya seperti Kementerian dan bahkan E-commerce dapat digandeng menjadi partner strategis,” paparnya. (ASN)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.