Bogor, ArmadaBeritaCom – Makin menguatnya perkembangan teknologi berbasis internet, membuat para pelaku bisnis pun mulai memutar otak agar usahanya dapat tetap bertahan di tengah situasi dunia yang berubah. Apalagi di tengah masa pandemi Covid-19, yang membuat aktivitas interaksi langsung jadi sangat dibatasi, sehingga berkonsekuensi pada melesunya dunia usaha.
Namun, rupanya dunia internet itu bisa menjadi solusi, asal tahu bagaimana mensiasatinya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan promosi atas produk atau jasa dengan memanfaatkan bantuan media sosial.
Sejak adanya media sosial yang user friendly serta eye catching bagi semua kalangan usia, pandemi bukanlah hambatan bagi penjual makanan atau minuman untuk tetap bisa mempromosikan produknya. Ketika pandemi agak mulai mereda, usaha waralaba (franchise) besar sudah lebih sigap memanfaatkan teknologi intenet, sehingga bisa melayani pembeli secara daring (online).
Namun, bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), peralihan tersebut masih membuat gagap, karena masih bergantung sepenuhnya pada cara konvensional sebelum pandemi. Di kawasan Jakarta Barat, khususnya di sekitar kampus Universitas Krida Wacana (Ukrida), banyak dijumpai gerai-gerai penjual makanan dan minuman.
Baik itu dari waralaba besar, maupun dari kelas UMKM. Karena sehari-hari kami adalah juga konsumen dari UMKM tersebut, kami melihat bahwa apa yang disuguhkan oleh penjual makanan dan minuman UMKM sangat menarik, selain soal rasa dan tentunya harga yang lebih terjangkau. Sayangnya “pamor” makanan dan minuman UMKM sepertinya kurang dikenal, dibanding dengan waralaba besar.
Pada semester genap yang lalu, Ukrida menyelenggarakan mata kuliah “Pelayanan Komunitas” (service learning), yang mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan yang berkontribusi pada masyarakat.
Kami berempat: Maria Magdalena, Marsha Theola M, Giovanni Tanuwinata, dan Rebecca Rachel, mahasiswi Prodi Akuntansi bisa turut merasakan kerisauan para pedagang UMKM di sekitar kampus kami, seperti yang telah kami singgung di awal tulisan ini. Karena ini, untuk melaksanakan “Pelayanan Komunitas” kami, kami bersepakat untuk membantu pedagang UMKM mempromosikan produknya dengan menggunakan media sosial.
Melalui media sosial tiktok dan website, kami mencoba membantu para pedagang UMKM tersebut dengan menggunggah konten tentang hasil review kami makanan dan minuman (kuliner) yang disajikan. Pedagang UMKM yang kami bantu buatkan konten promosi di media sosial TikTok adalah: Soto Sem, Xi No Na Boba, Bhinneka Rasa, Cilok “Jembatan Taman Anggrek”, Cireng Corner, Roti Srikaya Fion, Zhengda, dan Es Tebu.
Melalui akun TikTok @laper.muluu (https://www.tiktok.com/@laper.muluu), kami mempromosikan beberapa macam menu makanan dan minuman yang dikemas dalam bentuk video singkat berdurasi kurang dari semenit dengan memberikan informasi terkait rasa, tampilan yang menarik, lokasi dan tidak lupa kami juga mencantumkan info terkait harga yang tentunya terbilang murah dikantong.
Harapan kami dengan adanya kegiatan “Pelayanan Komunitas” ini adalah setidaknya bisa meningkatkan angka penjualan para pelaku UMKM kuliner di sekitar kampus kami, melalui konten media sosial yang kami buat. Selain itu, kegiatan “Pelayanan Komunitas” juga bermanfaat bagi diri kami sendiri.
Melalui pengabdian ini kami dapat meningkatkan kreativitas kami untuk membuat video yang dapat menarik minat pembeli. Juga melatih kemampuan softskill seperti digital marketing dan public speaking kami. Karakter percaya diri, dan tanggung jawab kami juga dibentuk agar mudah beradaptasi nantinya ketika memasuki dunia pekerjaan. (*)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.