Jakarta, ArmadaBeritaCom – Dalam melayani di gereja ada beberapa macam pelayanan seperti worship leader, pemain musik, multimedia, greeter, dan juga penari tamborin.
Tari tamborin merupakan salah satu bentuk tari kreasi baru yang mengarah pada kebebasan gerak, akan tetapi, tari tamborin memiliki gerak-gerak tertentu yang disesuaikan dengan jenis pujian penyembahan.
Tetapi, belum semua gereja mempunyai penari tamborin sebagai pelayanan. Salah satunya ialah GPDI Pegadungan. GPDI Pegadungan adalah gereja pentakosta yang berada di Peta Barat, Pegadungan Kalideres, Jakarta Barat yang memiliki jemaat kurang lebih 60 orang jemaat, sudah lama tidak punya penari tamborin.
Melalui Program Kampus yang sedang dijalankan, kami membuat program pengajaran tamborin pada GPDI Pegadungan yang berada di Jakarta Barat. Kami membuka program pengajaran ini untuk semua remaja yang ingin belajar tamborin. Program ini berjalan dengan rentang waktu 5 Minggu yang dilakukan mulai dari bulan April 2022 – bulan Mei 2022 setiap hari sabtu pukul 16.00 WIB – 18.00 WIB.

SetiapĀ Sabtu, kami melakukan pelatihan tari tamborin di GPDI Pegadungan di ruangan serbaguna. Walaupun tidak terlalu besar, sehingga ketika cukup banyak remaja yang ikut bergabung pelatihan tamborin ini, kami mencoba untuk mengatur posisi agar semuanya muat dikarenakan juga waktu pelatihan yang terbatas. Ruangan serbaguna yang kami pakai cukup luas dan nyaman karena jumlah murid yang kami ajar dalam program ini berkisar 5 – 7 anak.
Setelah kami mencari tahu lebih lanjut, kami mengetahui bahwa sebelumnya Gereja Pentakosta yang berada di Peta Barat, Pegadungan (GPDI Pegadungan) sudah pernah ada penampilan tamborin tetapi tidak berjalan lebih lanjut dikarenakan tidak adanya guru yang mengajar tari tamborin ini karena sudah sibuk dan belum ada waktu untuk mengajarkan tamborin kepada remaja yang berminat belajar, padahal cukup banyak remaja yang berminat untuk belajar tari tamborin.
Untuk program pelatihan tamborin, kami bagi menjadi 6 sesi pertemuan. Pada minggu pertama mengajar tamborin cukup membuat kami kebingungan karena ternyata remaja yang datang di luar ekspektasi kami. Yaitu hanya 3 orang remaja saja yang datang, lalu remaja remaja yang ingin belajar tamborin juga datangnya tidak tepat waktu sehingga kami terlambat mengajarkan gerakan gerakan tarian tamborin.
Kami juga harus melakukan pengulangan karena ada anak yang telat. Tetapi ini tidak menyurutkan semangat kami dalam mengajar, sehingga kami terus melanjutkan pelatihan sampai sedikit overtime yaitu sekitar pukul 18.30 WIB.

Pada minggu-minggu berikutnya remaja yang ingin belajar tamborin bertambah menjadi 3 orang dan mereka konsisten untuk selalu datang ke gereja dan tidak terlambat sehingga waktu yang sudah kami tentukan juga berjalan dengan lancar.
Tujuan utama dari program ini yaitu untuk memperkenalkan dan mengembangkan tari tamborin sehingga para remaja juga dapat ikut melayani dan menambah inovasi baru pada ibadah GPDI Pegadungan. Selain itu juga diharapkan dengan adanya tari tamborin ini, dapat menarik jemaat untuk mengikuti ibadah di GPDI Pegadungan sehingga jemaat di GPDI Pegadungan dapat lebih banyak dalam melaksanakan pelatihan.
Konsep mengajar yang kami gunakan adalah belajar bersama sama dengan kami jadi para remaja memperhatikan kami yang sedang mengajar lalu mengikutinya. Alasan kami menggunakan metode ini adalah karena tidak terlalu banyaknya remaja yang belajar tamborin dan jauh lebih mudah dan menambah semangat jika gerakan gerakan tersebut dilakukan bersama – sama dan sesekali kami melihat gerakan mereka tanpa kami ikut serta dalam latihan tersebut.
Reaksi yang kami dapatkan dari mereka adalah antusiasme yang luar biasa. Mereka sangat senang karena dapat belajar tamborin kembali dan kami semua juga cukup akrab sehingga mereka juga tidak segan untuk bertanya jika masih kurang memahami gerakan – gerakannya.
Harapan kami untuk program pengajaran tari tamborin ini adalah tari tamborin dapat terus dilaksanakan di GPDI pegadungan dan juga dapat ikut melayani dalam ibadah sehingga semakin banyak orang yang ikut melayani Tuhan dan dapat menarik jemaat untuk ikut bergabung di ibadah yang diadakan GPDI Pegadungan. (*)
Naskah ini ditulis oleh Tim Mahasiswa dari Ukrida yang terdiri dari Heliana, Marcella, Kimberly
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.