Medan, ArmadaBerita.Com
Lagi-lagi maskapai Garuda yang mengangkut kepulangan 357 jamaah haji Debarkasi Medan melakukan penundaan (Delay) di Madinah. Penundaan dilakukan pihak Garuda hampir 15 jam lamanya.
Alhasil para jamaah haji yang tergabung dari Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kota Padang Sidempuan, Sibolga, Phak Pak Barat, Kota Medan dan Kabupaten Madina, sempat terlantar.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumut Ahmad Qosby kedengaran sangat marah hingga memprotes pelayanan management Garuda. Selaku Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, Ahmad Qosbi Nasution kepada wartawan, Jumat (19/7/2024) mengaku sangat kecewa dan menyayangkan hal tersebut terjadi. ‘’Kita sudah memberikan teguran secara lisan dan akan menyurati manajemen Garuda atas delay yang kembali terjadi ini,’’ tegas Qosbi.
Dirinya pun mengaku sangat heran mengapa Garuda bisa delay sampai 15 jam dan penundaan terus kerap terjadi.
Sementara, ditempat terpisah, Kakanmenag Labusel Awaluddin Habibi Siregar hanya “nyeletuk” ketika dimintai wartawan pendapatnya.
Awaluddin terkesan tak ambil pusing soal delay Garuda. Bahkan komentarnya membuat wartawan heran, kenapa pejabat Kemenag Labusel ini tak merasa prihatin atas keterlambatan warganya selaku jamaah kembali ke tanah air.
Mirisnya etika seorang pejabat tak wajar mengungkapkan kalimat kepada wartawan menyebutkan, “nyantai ajalah, yang penting nyampai. Lebih baik delay dari pada rusak lagi ditengah perjalanan,” ungkapnya enteng.
Terucap lagi, oleh Awaluddin, soal rusaknya mesin. “Itukan tehnik, yang bertanggungjawab yach, pihak Garuda. Termasuk juga kalian wartawan selaku sosial kontrol,” sebut Awaluddin menjawab pertanyaan salah seorang wartawan dengan lontaran menyalahkan.
Tanggapan Kakanmenag Labusel ini lantas membuat salah seorang wartawan, Amirsyam jadi kesal. “Soal buruknya pelayanan Garuda yang perlu ditanggapi, bukan ungkapan theologi, atau malah menyalahkan wartawan akibat Delay Garuda,” ujar Amirsyam yang merupakan alumni IAIN ini.
Diketahui pesawat Garuda Indonesia GA 3222 tersebut membawa 357 jamaah haji yang tergabung dalam Kloter 22 ini berasal dari Kab. Labuhanbatu Selatan (289 jamaah), Kota Sibolga (50 jamaah), Kab. Pakpak Bharat (6 jamaah), Kota Medan dan Kab. Mandailing Natal masing-masing 2 jamaah.
Kloter 22 yang seyogianya tiba di Kualanamu International Airport (KNIA) dari Bandara Internasional Prince Muhammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Jumat (19/7) pukul 05.55 WIB, berubah menjadi pukul 20.35 WIB. Jamaah haji yang sebelumnya telah berada di dalam pesawat terpaksa diturunkan kembali karena pesawat mengalami kerusakan mesin dan butuh waktu berjam-jam untuk perbaikan.
Diperoleh penjelasan General Manager Garuda Indonesia Medan, Meisye Paulina Tambunan yang dihubungi wartawan membantah bahwa jamaah haji tersebut diterlantarkan di bandara. ‘’Bukan terlantar, memang pesawat sempat mundur dan akhirnya kembali ke Apron lagi dan jamaah diturunkan dulu karena ada pengecekan pesawat kembali untuk keamanan,’’ jelas Meisye lewat WhatsApp.
Meisye juga menyebut kalau jamaah tidak bersedia untuk dibawa kembali ke hotel dan memilih tetap menunggu di paviliun bandara. ‘’Infonya para jamaah keberatan untuk ke hotel lagi karena mengingat hanya istirahat 1 sampai 2 jam. Mereka lebih memilih di bandara dan kita siapkan segala sesuatunya yang bisa kami priovide seperti selimut dan lainnya,’’ tutur Meisye.
Akibat delay Kloter 22 hingga 15 jam tersebut, jadwal kepulangan jamaah haji untuk Kloter 23 dan Kloter 24 Debarkasi Medan ikut mengalami perubahan. Kloter 23 yang semula dijadwalkan tiba di KNIA, Sabtu (20/7) pukul 06.35 WIB menjadi pukul 22.25 WIB. Sedangkan Kloter 24 semula tiba Minggu (21/7) pukul 09.55 menjadi pukul 23.50 WIB. (ASN)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.