Paluta, Armadaberita.com – Keluhan para petani di Paluta tentang air irigasi yang tak sampai ke hamparan sawah di hilir akhirnya mendapat perhatian serius. Wakil Ketua DPRD Padang Lawas Utara (Paluta), H. Basri Harahap, menggelar rapat darurat pada Sabtu (20/7/2024) untuk mencari solusi.
Dalam rapat yang dihadiri oleh Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Desa, Petugas Juru Pengairan BWS Sumut II, Satpol PP, dan Ketua-ketua Kelompok Tani, Basri mengungkapkan keprihatinannya atas laporan dari para petani di Kecamatan Portibi.
“Saya menerima laporan dari masyarakat petani yang hamparan sawahnya berada di hilir saluran irigasi Batang Ilung. Mereka mengeluhkan bahwa debit air tidak sampai ke sawah mereka, sehingga pola tanam terganggu,” ujar Basri saat membuka rapat.
Untuk mengatasi masalah ini, Basri meminta kerjasama dari semua pihak, khususnya Satpol PP, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas, untuk membersihkan saluran irigasi dan membuka pintu-pintu air di hulu yang tertutup terlalu rapat.
Ia menduga, selain musim kemarau, banyaknya bendungan buatan masyarakat dan lubang komersial di sepanjang saluran irigasi menjadi penyebab utama terhambatnya aliran air ke hilir.
“Setelah rapat ini, kita akan turun ke lapangan untuk meninjau langsung saluran air mulai dari hulu. Saya curiga ada banyak bendungan dan lubang komersial yang menghambat aliran air,” tegas Basri.
Tinjauan lapangan mengungkapkan, di beberapa titik di hulu irigasi terdapat bendungan dari batu dan pintu air yang ditutup terlalu rapat, menyebabkan arus air tidak mengalir deras ke hilir.
Basri juga mengimbau para kepala desa untuk memonitor penggunaan air agar sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan. Selain itu, ia membagikan selebaran Peraturan Daerah Paluta, khususnya pasal 15 tentang tertib sungai, saluran air, danau, dan mata air.
Pasal ini melarang penggunaan air untuk keperluan komersial tanpa izin dan tindakan yang dapat menyebabkan pendangkalan atau pencemaran sumber air. (Dewa)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.