NEWS  

Mencekam! Warga Kampung Kompak Sampali Kembali Diserang, Puluhan Orang Luka

Diduga para pereman yang bersenjata tajam dan tumpul menyebar ke pemukiman warga Kampung Kompak. (Dok. ABC)
Share

Medan, ArmadaBerita.Com

Situasi pemukiman di Kampung Kompak Jalan Haji Anif, Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, kembali mencekam. Warga diserang lebih seratusan orang menggunakan senjata tajam jenis parang, kelewang, hingga bebatuan, Kamis (11/7/2024) pagi.

Akibat serangan itu, sejumlah orang tua dan pemuda mengalami luka. “Ada banyak korban luka sekitar puluhan, tapi yang buru-buru dilarikan ke rumah sakit pagi itu ada 3 orang masyarakat. Kepalanya pecah dilempari batu,” beber, RS warga lainnya di lokasi.

Tak hanya menganiaya warga, rumah-rumah warga juga tak luput dari lemparan batu oleh diduga para preman. Bahkan saat itu rumah warga dirobohkan pihak Sat Pol PP Deli Serdang.

“Mereka ramai sekitar seribuan yang menyerang pemukiman kami. Mereka ada yang menggeber-geber sepeda motor, ada yang melempari batu, dan yang mengejar pakai kelewang. Kami pun dikejar-kejar karena memvideokan mereka,” ungkap, salah seorang berinisial I kepada wartawan.

Karena banyaknya jumlah para pereman yang diduga dominan dari OKP, para warga takut keluar rumah. Namun sebahagian berhamburan keluar rumah karena takut dihujani batu.

Kisruh yang telah berlangsung sekira 6 bulan ini, diduga dilatarbelakangi permasalahan lahan atau pemukiman yang diduduki para warga di sana. Diketahui, lahan tersebut merupakan eks HGU PTPN yang sudah puluhan tahun di duduki warga untuk bermukim. Akan tetapi, adanya diduga mafia yang ingin menguasai lahan sekira 65 Hektar dengan cara mengintervensi para pemukim untuk meninggalkan tempat tinggalnya.

Kasus ini pun telah masuk ke gugatan di Pengadilan Lubuk Pakam, dan hingga siang ini belum diketahui hasil putusan.

Diketahui, aksi saling Klaim ini telah banyak menimbulkan korban luka bacok, dan penganiayaan yang cukup dominan menimpa para warga di sana. Imbasnya pun, warga telah melaporkan Kasat Pol PP Deli Serdang, Marzuki ke Polda Sumut. Namun, laporan itu belum berimbas.

“Padahal, Sat Pol PP Deli Serdang seperti juru sita pengadilan dan belum ada putusan dari pengadilan untuk merobohkan rumah warga,” jelas salah satu warga Sampali D Yanto.

Aksi penyerangan yang terjadi hari ini sejak pagi hingga siang ini pun disesalkan warga. Pasalnya, di lokasi banyak personel polisi baik dari Polsek Medan Tembung maupun Polrestabes Medan disiagakan. Meski begitu, diduga para pereman leluasa menyerang menggunakan senjata tajam maupun tumpul tanpa pencegahan dari pihak kepolisian.

“Heran kami, padahal mereka memegangi kelewang dan senjata tajam lainnya dihadapan polisi tapi polisi nggak ada yang berani dan mau mencegah. Kalau ada warga yang tewas baru polisi melakukan penyelidikan. Saat ini polisi melakukan penjagaan hanya melihat saja dan tidak menangkap preman suruhan cukong-cukong atau mafia tanah itu,” gerutu warga.

Para warga Kampung Kompak saat diwawancarai wartawan di lokasi juga mengatakan bahwa aksi para preman tersebut didukung oleh Aparat Penegak Hukum (APH) khususnya dari pihak kepolisian setempat, bahkan saat para preman melakukan aksi brutalnya terhadap warga dikawal serta didukung penuh.

“Saat para preman menyerang kami (warga) dengan melempari rumah menggunakan batu serta menyerang dengan sajam berupa parang dan klewang polisi hanya menonton, malah mendukung para preman. Diduga pihak kepolisan lebih membela preman dan mafia tanah dari pada warga yang tidak mampu berbuat apa-apa,” ungkap Ucok kepada wartawan.

Warga Kampung Kompak yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya pasrah menyaksikan rumahnya dirobohkan oleh pihak Sat Pol PP Deli Serdang dan menangis sedih meneteskan air mata. Yang mana diketahui aparat penegak hukum (APH) lebih mendukung para preman dan mafia tanah.

“Kami ini orang susah pak, kami hanya berharap kuasa daripada yang maha kuasa,” ucap warga yang sudah berusia 70 tahun sembari meneteskan air mata.

Pantauan wartawan saat di lokasi, seratusan preman mengelilingi Kampung Kompak dengan membawa klewang dan balok serta memegang batu-batu yang akan dilempari ke rumah warga. (ASN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *