Labuhan Deli, Armadaberita.com – Di Labuhan Deli, tak jauh dari jantung kota Medan, ada satu keluarga yang hidup dalam jerat kemiskinan. Keluarga itu adalah Sulastri dan anak-anaknya. Meski Sulastri sosok ibu pekerja keras, tetapi nasib berbicara lain, keluarga ini selama bertahun-tahun justru terperangkap dalam lingkaran kemiskinan yang tak berkesudahan.
Dalam kunjungannya ke sana, Ketua Sahabat Orang Miskin, Uba Pasaribu terenyuh menyaksikan kondisi mereka yang amat memprihatinkan. Demam, batuk, dan pilek telah menjadi teman setia anak-anak Sulastri. Namun upaya keluarga ini untuk mendapatkan pengobatan layak telah menjadi penderitaan tersendiri.
Kisah ini menyoroti penderitaan sehari-hari keluarga Sulastri. Penghasilan Sulastri sebagai asisten rumah tangga tidak cukup untuk mengatasi biaya perawatan kesehatan mereka. Mereka terpaksa menghadapi kenyataan pahit: makanan yang tidak mencukupi, kebutuhan sehari-hari yang terabaikan, dan keterbatasan dana yang menyiksa. “Saat-saat seperti ini sangat sulit bagi kami untuk bertahan hidup, ” kata Sulastri, sambil memeluk erat putrinya yang lemah, inisial BOK.
Saat perjuangan keluarga ini mencapai titik terendah, Uba Pasaribu mencoba meminta bantuan dari Pemerintah Desa (Pemdes) Manunggal. Ia berharap pemerintah desa akan bersedia membantu keluarga ini dalam mencari solusi untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Sayangnya, permohonan mereka percuma dan keluarga Sulastri merasa diabaikan.
Tidak menyerah, Uba Pasaribu kemudian membawa keluarga ini ke bidan terdekat. Namun, nasib belum memihak kepada mereka, terutama kepada anak bungsu dalam keluarga ini, yang telah lemah dan sangat membutuhkan perawatan medis yang mendesak. Bidan menganjurkan agar mereka membawanya ke Puskesmas.
Sayangnya, perjuangan belum berakhir. Ketika mereka mencapai Puskesmas, keluarga ini dihadapkan pada situasi yang mengecewakan. Tidak hanya kebingungan dan ketidakpastian, tetapi juga ketidakramahan yang mereka terima dari pihak Puskesmas. Mereka dihalangi untuk masuk ke ruang IGD UPT Puskesmas Labuhan Deli.
Dokter yang bertugas, sambil mencoba menjelaskan, menyatakan bahwa situasi ini memerlukan rujukan ke rumah sakit. Namun, dia memberikan obat terlebih dahulu untuk balita inisial BOK dan ibunya, Sulastri. “Jika tidak ada perubahan dalam kondisi mereka, silakan kembali besok,” kata dokter tersebut, mengisyaratkan bahwa perjuangan belum berakhir.
Kisah keluarga Sulastri adalah cerminan nyata tentang kemiskinan yang merajalela di tengah masyarakat kita. Ini adalah pengingat yang menggugah kita semua untuk lebih peduli dan bertindak dalam situasi-situasi darurat seperti ini, di mana kehidupan dan kesejahteraan keluarga yang kurang beruntung berada dalam bahaya. Semoga keluarga ini segera mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan dan semangat kemanusiaan terus bersinar di tengah kemiskinan yang melanda. (Dewa)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.