Medan, ArmadaBerita.Com
Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tetap kuat pada triwulan I tahun 2024. Ada beberapa faktor pendorong penguatannya. Pertama karena di didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat Sumut. Kedua, indeks penjualan riil. Ketiga, kinerja konstruksi seiring dengan pemulihan penyaluran kredit ke sektor konstruksi dan permintaan ekspor dan domestik.
Demikian disampaikan Kepala BI Sumut, IGP Wira Kusuma kepada para wartawan dalam agenda Bincang Bareng Media (BBM) di Kafe Nusa Dua Jalan Putri Hijau Medan, Selasa (30/4/2024) siang.
Untuk infalasi tahunan di Sumut, kata Wira, berada dalam rentang sasaran. Dimana pada Maret 2024 Sumut mengalami inflasi bulanan (mtm) 0,72 persen, meningkat jika dibandingkan bulan lalu sebesar 0,41 persen. “Seluruh kabupaten/kota IHK Sumut mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Labuhanbatu sebesar 1,62 persen dan terendah di Karo 0,12 persen,” papar Wira.
Dikatakannya bahwa inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. “Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024,” ujarnya.
Di tahun 2024 ini, bilang Wira, perekonomian Sumut diprakirakan terakselerasi pada kisaran 4,5 – 5,3 persen (yoy). Hal itu didorong oleh optimisme permintaan domestik, penyelenggaraan Pemilu dan PON Sumut, berlanjutnya program perlindungan sosial Pemerintah, prospek investasi Sumut yang tetap kuat, dan permintaan sawit domestik yang tetap tinggi seiring berlanjutnya program hilirisasi industri B35 dan B40.
Selain itu, inflasi gabungan 8 kota IHK Sumut diprakirakan terjaga dalam sasaran inflasi 2,5±1 persen. Inflasi Sumut juga didorong oleh masih terbatasnya pasokan akibat kebijakan proteksi dari negara mitra dagang, peningkatan permintaan seiring Pemilu dan PON Sumut, potensi kenaikan tarif cukai rokok 2024, fenomena El Nino yang diprakirakan hingga April 2024, serta konflik geopolitik dan disrupsi jalur dagang.
Di sisi transaksi e-commerce, sebut Wira, terindikasi turut mengakselerasi tetap kuatnya kinerja sektor perdagangan. Penguatan konsumsi rumah tangga sejalan dengan meningkatnya sektor perdagangan mampu mendorong peningkatan transaksi digital yang tercermin pada transaksi e-commerce di Sumatera.
“Selain itu terdapat keunikan pola transaksi yaitu meningkatkan COD & Kredit Tanpa Kartu (Paylater) pada E-Commerce yang disinyalir karena pola belanja Masyarakat yang cenderung memilih kemudahan dalam bertransaksi belanja dahulu bayar kemudian,” sebutnya.
Untuk perkembangan pembayaran elektronik menggunakan QRIS di Sumut, Wira mengklaim sudah menunjukan pola meningkat. Hal itu di lihat dari segi nominal, volume, pengguna baru, dan merchant QRIS.
“Selain itu transaksi BI Fast juga terus mengalami peningkatan di Sumatera sejalan dengan efisiensi biaya transaksi dan kemudahan yang diberikan,” jelas Kepala BI Kantor Perwakilan Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma. (ASN)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.