Stabat, ArmadaBerita.Com
Tiga hari sudah, almarhum Darwin Sinulingga dikebumikan. Semasa hidupnya, ayah tiga anak yang dikenal sebagai Tokoh Pemuda serta pejuang Pembangunan Masjid Mathla’ul Iman itu cukup baik bergaul dan dikenal.
Hal itu pun terlihat saat para keluarga dan tamu yang hadir melaksanakan upacara adat tabur bunga di pemakaman keluarga yang tak begitu jauh dari rumah dimuka di Pasar 5 Namu Terasi, Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat, Minggu (15/1/2022) siang.
Ratusan tamu ikut hadir mendoakan almarhum siang itu. Mereka membacakan kalimat-kalimat Thoyyibah yang ditujukan untuk almarhum. Bahkan, sertausan petakziah itu juga ke rumah duka. Sebahagian dari mereka menunggu tahlilan pada malam ini (malam ketiga) dan sebahagian juga datang pada malam harinya.
Pada tahlilan ketiga di malam ini, Forum Peduli Umat atau dikenal dengan nama TAFAHUM Sumut yang hadir sejak hari pertama, mengisi Tausiah buat keluarga almarhum agar tabah dan terus mendoakan almarhum.
“Kepada keluarga yang ditinggalkan, memperbanyak sabar dan do’a untuk almarhum terkhusus setiap selesai sholat fardhu dan lanjutkan perbuatan baik almarhum. Mari kita sama-sama mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian, karena kematian adalah hal yang pasti,” pesan Ketua TAFAHUM Sumut, Drs. Zakaria Koto, mengingatkan.
Pada kesempatan itu, Saddam Husein Sinulingga (28) anak bungsu almarhum sangat berterimakasih kepada semua pihak yang turut hadir dan mendoakan almarhum.
“Terimakasih atas semua pihak yang telah mendoakan ayah kami (alm. Darwin Sinulingga), serta membantu baik moril maupun materil baik dari awal hingga pelaksanaan tahlilan malam ketiga ini,” ucapnya.
“Terkhusus kepada TAFAHUM yang dari Medan siap membantu proses Fardhu Kifayah secara keseluruhan sampai selesai. Semoga TAFAHUM kedepan lebih peduli kepada umat dan segera memiliki mobil ambulance,” sambungnya.
Almarhum Darwin Sinulingga diketahui tutup usia pada Kamis 12 Januari 2023 di usia 63 tahun.
Ketua TAFAHUM Sumut, Drs. Zakaria Koto ketika diwawancarai terpisah, mengaku almarhum adalah teman seperjuangannya yang cukup baik. Di mata Drs Zakaria Koto, selain baik, almarhum merupakan tokoh pejuang Islam.
“Sewaktu membangun Madjid Mathla’ul Iman, kami sama-sama mencari dananya. Bahkan pernah kami dihadang beberapa ormas OKP yang sedang berperang membawa Klewang, kami diperiksa satu persatu. Saat itu beliau mengatakan kepada oara perekam itu kalau kami orang baik-baik. Kenangan itu tidak terlupakan bagi saya,” ungkap Zakaria Koto mengenang masa-masa berjuang bersama almarhum.
Kehadiran dirinya dan TAFAHUM Sumut, dikatakan Drs. Zakaria Koto, selain berbelasungkawa, mendoakan almarhum, hingga memberikan dorongan kepada keluarga almarhum agar terus tabah serta mengingatkan untuk terus mendoakan, TAFAHUM berhadir sebagai bentuk kepedulian umat. (ASN)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.