Medan, ArmadaBerita.Com
Jika memasuki Jalan Masjid, tepatnya dibelakang kantor Pos Lalulintas (Pos Lantas) Polsek Percut Sei Tuan, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kota Medan Sumatera Utara, pasti akan disuguhkan dengan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan itu.
Sebab, jalanan yang dulunya kian mulus dan senantiasa dilewati, kini berubah jadi suram karena sepi diakibatakan jalanan mulai rusak dan terus berabu. Apalagi jika sore menjelang magrib, dari Simpang jalan tersebut, yang berada di sebelah sekolah MAN 1 Medan, jalanan menuju Jalan Mesjid itu terpaksa harus ditutup, Senin (22/2) sore.
Penutupan jalan diduga sepihak dilakukan oleh pihak Proyek yang rencanaya akan dibangun Pasar/Pajak di kawasan Jalan Mesjid. Hal itu dilakukan pihak kontraktor dikarenakan keluar masuknya truck-truck besar bermuatan bahan material hingga tanah timbun.
Tentunya itu semua yang membuat jalanan menjadi rusak dan berabu. Sehingga tak sedikit warga masyarakat dan para pengguna jalan mengeluhkan hal itu.
“Seenak perutnya aja itu yang menangungjawabi proyek pembangunan itu. Ketidak nyamanan masyarakat dan kerusakan jalan dan dilungkungan diabaikan. Itu namanya mau untung sendiri. Gak peduli mereka warga masyarakat makan abu, mau ke jalan itu harus memutar kalau ditutup,” gerutu Pian, pengguna jalan yang terus melintasi jalanan itu untuk pulang pergi bekerja.
Warga lain yang ditemui wartawan, disekitaran Proyek tersebut mengaku amat terganggu dengan aktivitas proyek yang menyebabkan jalanan rusak dan berabu.
“Jadi gak nyaman para jamaah kalau ke gereja di dekat situ. Apalagi disitu juga ada sekolah SD, dan ada kampus. Untung saja aktifitas belajar mengajar melalui daring, jadi gak ramai yang datang,” ungkap pria bermarga Limbong.
Melihat banyaknya keluhan yang disoali warga dari proyek tersebut beberapa wartawan mencoba melihat langsung ke lokasi. Namun begitu menjepret beberapa foto, teguran keras datang dari seorang pria memakai topi Kuning berbaju rompi Orange yang merupakan salah seorang pekerja proyek.
“Hei bang, kok difoto-foto? Gak boleh foto sembarangan, disini saya sebagai pekerja melarangnya,” kata pria yang mengaku bernama, Andi dan mengaku pekerja proyek dari K3.
Meski dijelaskan bahwa hasil foto diambil sebagai produk jurnalis dalam peliputan berita, Andi terus ngotot melarang. “Biarpun abang wartawan atau LSM pokoknya gak boleh. Abang harus permisi dulu,” bentaknya.
Perdebatan pun sempat terjadi, saat ditanya mengenai dampak lingkungan dan kerusakan jalan serta izin penutupan jalan. Sebab, dari informasi yang beredar dari masyarakat, penutupan jalan yang seharusnya dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, tak dimiliki pihak proyek, sehingga mereka melakukan buka-tutup jalan sesuka hati. “Kami udah urus izinya semua ke kantor lalu lintas disitu (sambil menunjuk ke arah Pos lantas Polsek Percut yang berada di depan pajak Bengkok),” khilahnya.
“Kami tutup jalanan ini karena ada alat berat aja. Dan mobil besar yang masuk. Tapi setelah itu kita buka lagi kok,” ucap Andi lagi.
Karena tak mampu menjelaskan, akhirnya pekerja proyek tersebut mengarahkan wartawan menemui pengawas mereka. Padahal sebelumnya ia enggan menyebutkan siapa penangungjawab yang bisa dikonfirmasi.
“Di sana kantor kami yang diujung ada pintunya, ada pengawas kami dari kepolisian Polda Sumatera Utara bernama, Dodi. Abang tanyak aja langsung ke dia,” ucapnya sembari menunjuk ke arah kantor proyek tersebut.
Disana beberapa wartawan tak berhasil menemui pria yang disebutkannya, namun bertemu dengan pekerja dan penanggungjawab proyek lainnya termaksud Bripda Ardi.
“Saya anggotanya bang, dari Intel Polda Sumatera Utara juga. Kalau Bripka Dodi lagi di luar, nanti abang ketemu saja dengan Bripka Dodi, kami sama-sama polisi Intel di Poldasu,” akunya.
Karena belum berhasil mengkonfirmasi terkait keluhan warga tersebut, para wartawan memilih kembali. Namun mengingat ucapan Andi yang mengaku sebagai pekerja proyek dari K3 tersebut terkait izin yang diketahui oleh Pos Lantas Percut, belum diketahui persis izin yang bagaimana.
Kanit Lantas Polsek Percut Sei Tuan, Iptu Syahri Ramadhan ketika dikonfirmasi hal itu malah mengaku tak mengenali pekerja proyek yang bernama Andi dari K3. Kanit Lantas juga mengaku tak ada memberikan izin apapun.
“Kapan dia minta izin? Sama si Andi ini saya aja tidak kenal. Biar ku telfon dulu dia,” kata Kanit Lantas Polsek Percut Sei Tuan.
Meski mengaku tak mengenal pekerja proyek yang mengaku bernama Andi dari K3, namun Iptu Syahri Ramadhan tak menampik bahwa ia mengenali Bripka Dody. “Kalo Dodi aku tau, dia intel Polda marganya Barus. Ku telfon gak aktif dia, cobalah besok kujumpai,” sebutnya. (Red)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.