Armadaberita.com | MEDAN – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan mendatangi Markas Kodam I/Bukit Barisan, Rabu (28/5/2025), untuk mendesak diusutnya keterlibatan oknum anggota TNI, Koptu HB, dalam kasus pembakaran rumah wartawan Rico Sampurna Pasaribu di Kabupaten Karo. Tragedi ini merenggut nyawa Rico dan tiga anggota keluarganya.
Pertemuan ini dihadiri oleh Ketua AJI Medan Tonggo Simangunsong, Direktur LBH Medan Irvan Syahputra, anak korban Eva Pasaribu, dan Kapendam I/BB Kolonel Asrul Harahap.
“Kami ingin memastikan kasus ini diusut secara tuntas dan transparan. Dugaan keterlibatan Koptu HB cukup kuat berdasarkan keterangan para terdakwa di persidangan,” ujar Tonggo.
Tonggo menegaskan, jika memang ada oknum TNI yang terlibat, proses hukumnya harus berjalan adil. Sebaliknya, jika tidak terbukti, itu juga harus disampaikan secara terbuka agar masyarakat tidak punya prasangka buruk terhadap institusi TNI.
Sementara itu, Irvan dari LBH Medan mengungkapkan, ketiga pelaku yang sudah divonis—dua di antaranya seumur hidup—tidak memiliki hubungan langsung dengan korban. “Mereka bukan orang yang diberitakan oleh almarhum. Dugaan kami, ada pihak lain yang menyuruh,” ujarnya.
Irvan menambahkan, nama Koptu HB muncul dalam berbagai kesaksian di persidangan dan saat reka ulang. Ia juga disebut sebagai pengelola lokasi judi yang sempat diberitakan korban.
“Kami sudah beberapa kali menyurati Pomdam, tapi belum ada jawaban. Kami hanya ingin keterlibatan Koptu HB diselidiki dengan benar. Bila memang tidak terbukti, ya kita terima, tapi harus lewat proses yang transparan,” tambahnya.
Anak korban, Eva Pasaribu, menyampaikan kesedihannya. Ia kehilangan ayah, ibu, adik, dan anaknya dalam tragedi itu. Eva mengaku trauma setiap kali melihat anggota TNI.
“Saya pernah kerja dengan Koptu HB, dan dia dekat dengan keluarga kami. Karena itu saya mohon keterlibatan Koptu HB diusut agar saya bisa mendapatkan keadilan,” ucap Eva dengan suara bergetar.
Menanggapi hal ini, Kapendam I/BB Kolonel Asrul Harahap menyampaikan terima kasih atas masukan yang diberikan. Ia berjanji akan meneruskan semua informasi dan permintaan ini kepada Pangdam I BB.
“Kami siap menjembatani pertemuan dengan pihak-pihak terkait, termasuk Pomdam. Prinsipnya, jika memang ada pelanggaran, proses hukum harus ditegakkan secara transparan,” ujar Asrul.
Koalisi Keselamatan Jurnalis berharap, langkah ini menjadi titik terang dalam perjuangan mengungkap dalang sebenarnya di balik pembunuhan keji terhadap wartawan Rico dan keluarganya.