Balige, Armadaberita.com – Pembukaan Sinode Huria Kristen Indonesia (HKI) yang berlangsung di Labersa Hotel, Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada Senin, 2 Juli 2024, menjadi momen penting dengan hadirnya dua tokoh penting yakni, Pdt. Gomar Gultom dan Bupati Toba Poltak Sitorus. Keduanya memberikan sambutan inspiratif yang menyoroti etika dan etos kerja di tengah tantangan zaman.
Dalam sambutannya, Pdt. Gomar Gultom menekankan pentingnya etika kekristenan yang melampaui sekadar kepatuhan hukum. “Etika kekristenan adalah wahana untuk pertimbangan moral, bukan sekadar soal patuh hukum,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah semakin rendahnya kesadaran dan kemampuan untuk mengambil keputusan etis, termasuk di kalangan pelayan gereja. Ia mengkritik pengelolaan keuangan gereja dan persoalan negeri yang sering kali diwarnai oleh perhitungan untung rugi jangka pendek.
Sementara itu, Bupati Toba Poltak Sitorus menyampaikan pentingnya kerja sama dalam membangun destinasi wisata Toba. Ia menekankan perlunya mengubah perilaku jemaat dan masyarakat Toba agar lebih ramah dan santun. Poltak juga mengkritik etos kerja masyarakat Toba yang menurutnya mudah menyerah dan senang berleha-leha, terutama di kalangan generasi milenial. “Padahal orang Batak itu punya etos kerja yang Hibas, Ramos, dan Togos,” tegasnya.
Poltak menambahkan, “Perlu dibaharui etos kerja masyarakat kita, agar menjadi masyarakat yang bijak, cerdas, dan santun. Gereja yang peduli adalah gereja yang membantu kehidupan masyarakatnya.”
Ia berharap gereja HKI bisa bekerja sama dengan pemerintah dengan menonjolkan etos kerja yang cekatan, tekun, pantang menyerah, dan memberikan pelayanan terbaik, sehingga HKI bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat.
Pdt. Gultom juga mengajak jemaat untuk menghadirkan diri sebagai garam dan terang di tengah masyarakat. Ia berharap persidangan senode ini dapat memberikan inspirasi baru dan memperkuat komitmen jemaat dalam melayani dan bersaksi.
Menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden baru serta Pilkada serentak, Pdt. Gultom menekankan pentingnya peran gereja dalam mengawal penyelenggaraan pemilu agar mencerminkan nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan. Ia mengkritik praktik politik uang dan korupsi yang semakin marak sebagai cerminan dari masyarakat yang sedang sakit. “Ini adalah kegagalan agama dan gereja untuk membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat,” tutupnya.
Dengan sambutan yang kuat dan penuh semangat, baik Pdt. Gultom maupun Bupati Poltak Sitorus berusaha mengingatkan kembali pentingnya etika, kerja keras, dan peran gereja di tengah tantangan zaman. (Dewa)
Klik subscribe, untuk mendapatkan pemberitahuan informasi terbaru.