Connect with us

AGAMA

Tangisan Orangtua dan Anak Tumpah Saat Wisuda Santri Tahfidz Rumah Qur’an Ummi Kartini

Telah Terbit

on

Medan, ArmadaBerita.Com

Suka cita menyelimuti wisuda Santri Tahfiz Rumah Qur’an Ummi Kartini (RQUK) 2022 di Gedung Serbaguna Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Jalan William Iskandar Pasr V Medan Estate, Sumut, Minggu (25/12/2022) siang yang awalnya penuh bahagia berubah jadi sendu.

Pasalnya, begitu 56 santri didudukan bersama ayah maupun ibunya, guru pengajar di Rumah Ummi Kartini memandu wali santri untuk bersimpuh kepada orangtuanya sembari mengucapkan syukur dan terimakasih atas semua yang telah diberikan kepada mereka selaku anak.

Air mata pun tumpah begitu guru pengajar memandu doa untuk para orangtua kepada anaknya. “Jika Allah SWT mengambil nyawa kami pada hari ini, kita memiliki harapan anak kami bisa menjadi amalan dan ibadah diakhirat kelak sebagai penghafal Al-Qur’an. Kita disini semua berdoa sekiranya anak-anak bisa menjadi anak soleh dan soleha serta memberikan mahkota dan jubah kehormatan kepada orang tuanya,” ungkap salah seorang pengajar yang memandu doa dan diikuti peluk cium anak dan orangtuanya.

Ustadzah itupun mengutarakan bahwa penghafal quran itu sejatinya adalah anak-anak yang mengikuti ajaran quran itu sendiri, bukan seberapa lancar hapalanya dan bukan seberaa banyaknya hafalan yang didapatnya.

Dijelaskannya juga bahwa, sejatinya bagi penghafal quran tidak ada lagi orang tua yang menangis karena kekesalannya kepada anaknya. Tidak ada lagi anak penghafal quran yang makan minum berdiri, maupun makan minum menggunakan tangan kiri, karena etika dan didikan itu sudah ada dan diberikan khususnya di Rumah Qur’an Ummi Kartini.

“Nanti di akhirat, bukan guru yang ditanya tentang adab anak kita, tapi orang tuanya. Jadi kami minta kepada orang tua agar kita bekerjasama mendidik mereka menjadi bibit anak yang soleh dan soleha,” ajak guru wanita dihadapan para wali santri.

Sebagai orangtua, lanjutnya, semakin banyak hafalan anak semakin besar pula cobaan yang nanti didapat. Maka dari itu, mewakili para guru di RQUK, ia berharap kerjasama orang tua untuk mendidik mereka menjadi anak yang soleh dan soleha. Sebab diakuinya bahwa masih banyak segala kekurangan para guru dan pendiri di RQUK.

“Anakku kalian hafal 1-3 jus dan seterusnya bukan karena kalian pintar, itu karena doa orangtuamu di tengah malam. Peluk ibu dan ayahmu bisikan di telinganya lalu ucapkanlah terimakasih!” seru ustadzah yang diikuti suara harus dari orangtua dan para santri.

Apalagi, bilang ustadzah, bahwa sebagian orangtua telah lelah bekerja dan membesarkan kita. “Ada ibu yang jadi pembantu rumah tangga, jam 12 kakinya sudah kembang seperti bebek, karena kakinya terendam air. Itu demi mencari uang. Seandainya hari ini hari terakhir, bilang sama ayah dan bundamu bahwa kau (ibu dan ayah) telah mengantarkan aku jadi anak soleh/soleha,” tuturnya dengan dibarengi saling peluk orangtua dan anaknya.

Wisuda RQUK kali ini dirasakan penuh bermakna baik bagi para pengajar, bahkan santri dan orangtuanya yang hadir.

Para ustadz dan ustadzah menyelenggarakan wisuda ini mungusung tema “Mewujudkan Santri Sebagai Pewaris Nabi Muhammad SAW Melalui Cinta Al-Qur’an”. Mereka yang diwisuda menghafal qur’an dari juz 1 sampai 3.

“Tahun ini sebanyak 56 Santri dari 220 santri yang ada di RQUK I, II, dan III. Mereka dibimbing dari 25 ustadz dan ustadzah,” kata pendiri Rumah Quran Ummi Kartini, Ardiansyah Nasution di sela-sela acara.

Sebagai penutup, acar disisi dengan pemberian bingkisan bagi santri terbaik dari masing-masing perwakilan RQUK I, II, dan III. Kemudian penampilan drama oleh para santri dan dilanjutkan menyanyikan bersama Mars RQUK serta penyerahan cendramafa kepada seluruh pengajar RQUK oleh perwakilan santri dan ditutup dengan doa. (Red)