NEWS  

Warga Jalan Kolam Minta Perlindungan Bobby Nasution: “Tolong, Rumah Kami Jangan Dirobohkan!”

Share

Armadaberita.com | DELISERDANG –  Rasa panik dan ketidakpastian menyelimuti warga Jalan Kolam, Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang. Sejak menerima surat peringatan pembongkaran dari Satpol PP Deliserdang, mereka terus dihantui bayang-bayang kehilangan tempat tinggal yang telah mereka huni sejak tahun 1996.

Rencana pembongkaran yang dijadwalkan berlangsung Kamis, 22 Mei 2025, sontak membuat puluhan warga berinisiatif mendatangi Kantor Gubernur Sumatera Utara. Mereka berharap bisa bertemu langsung dengan Gubernur Sumut, Muhammad Bobby Afif Nasution, meminta perlindungan atas rumah-rumah yang mereka bangun dari hasil kerja keras selama puluhan tahun.

Dalam pertemuan singkat di depan Kantor Gubernur di Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Bobby Nasution menanggapi langsung keluhan warga. “Iya, nanti akan kita pelajari dan tindak lanjuti,” katanya, usai menemui kelompok driver ojek online yang juga melakukan aksi unjuk rasa.

Di balik keluhan warga, terselip dugaan yang mengkhawatirkan. Beberapa warga menilai, rencana pembongkaran ini tak lepas dari campur tangan mafia tanah yang diduga bermain di balik layar, bahkan disebut-sebut berkolaborasi dengan aparat desa setempat.

“Kami hanya rakyat kecil. Kalau rumah kami dirobohkan, kami harus tinggal di mana lagi?” ujar seorang ibu bernama Boru Sinurat, yang mengaku hidup sebagai janda dengan dua anak dan bekerja serabutan untuk menyambung hidup.

Hal serupa diungkapkan seorang warga bermarga Hutapea. Ia mengapresiasi perhatian Gubernur Bobby Nasution, sembari berharap tindak lanjut yang nyata. “Terima kasih Pak Gubernur, kami percaya Bapak bisa menindaklanjuti ini. Tolong jangan biarkan mafia tanah seenaknya menggusur kami,” katanya lirih.

Warga menegaskan bahwa rumah-rumah mereka bukan bangunan liar, tetapi hasil jerih payah yang berdiri sejak hampir tiga dekade lalu. Mereka kini hanya ingin satu hal: keadilan dan perlindungan dari negara agar tidak tercerabut dari tempat yang sudah mereka sebut “rumah” selama ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *