“Kami Disiksa Aplikasi!” Ratusan Ojol Curhat ke Bobby Nasution, Bongkar Potongan 40 Persen dan Program Bikin Miskin!

Share

Armadaberita.com | MEDAN – Suasana halaman Kantor Gubernur Sumatera Utara mendadak ramai dan penuh sorotan! Ratusan driver ojek online (ojol) berbondong-bondong menggelar aksi unjuk rasa, menyuarakan jeritan hati yang selama ini terpendam. Tak disangka, aksi ini langsung direspons oleh Gubernur Sumut Bobby Nasution yang turun langsung menemui para pengemudi, Selasa (20/5/2025).

Momen langka itu dimanfaatkan betul oleh para driver untuk menyampaikan keluhan mereka secara langsung.

Agam Zubir, koordinator aksi, dengan lantang meminta Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Perppu khusus sebagai payung hukum untuk ojol. Alasannya jelas—aturan yang ada saat ini dinilai tak berpihak pada mereka.

“Kami butuh perlindungan hukum sekarang juga. Satu-satunya jalan paling realistis adalah lewat Perppu, karena aturan yang ada nggak melindungi kami!” tegas Agam di depan Bobby.

Namun yang paling bikin panas, Agam juga membongkar bahwa berbagai program di aplikasi seperti Grab, Gojek, Shopee, Maxim, dll, justru makin menyengsarakan driver. Program “hemat”, “instan”, dan semacamnya disebut hanya menguntungkan aplikator, sementara pendapatan driver anjlok.

“Kami kerja banting tulang, tapi hasilnya makin kecil. Program-program itu harus ditinjau ulang karena sudah bikin kami susah!” serunya penuh emosi.

Tak berhenti di situ, Agam juga membeberkan potongan dari aplikasi yang kini mencapai 40%. Ini dianggap tak masuk akal dan bertolak belakang dengan aturan pemerintah (Permenhub) yang mengatur batas potongan hanya 15%.

“Bayangkan, kami udah capek di jalan, risiko tinggi, tapi dipotong sampai 40 persen? Ini harus jadi perhatian serius!” tambahnya.

Para ojol berharap, dengan kehadiran langsung Gubernur, suara mereka bisa diteruskan ke pemerintah pusat dan aplikator. Mereka percaya Bobby Nasution paham penderitaan rakyat kecil yang setiap hari berjuang di jalanan demi sesuap nasi.

“Kami yakin Pak Gubernur peduli dan bisa jadi jembatan suara kami ke atas,” tutup Agam.

Aksi damai ini pun menjadi simbol perlawanan nyata para pejuang helm hijau dan biru terhadap sistem yang dinilai makin tidak adil. Apakah jeritan mereka akan didengar Jakarta? Atau akan jadi kisah tragis baru dalam dunia transportasi daring Indonesia?.

“Kami yakin Pak Gubernur peduli dan bisa jadi jembatan suara kami ke atas,” tutup Agam.

Aksi damai ini pun menjadi simbol perlawanan nyata para pejuang helm hijau dan biru terhadap sistem yang dinilai makin tidak adil. Apakah jeritan mereka akan didengar Jakarta? Atau akan jadi kisah tragis baru dalam dunia transportasi daring Indonesia?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *